Dengan penggunaan bahasa daerah, ia menilai justru bisa membuat rapat menjadi lebih rileks.
“Jadi, bagi saya tidak ada problem apapun orang mau menggunakan bahasa daerah manapun di Nusantara ini selama itu bisa dipahami oleh peserta rapat atau acara yang kita pimpin,” terang dia.
Ia menegaskan, berbahasa daerah bukan berarti tidak nasionalis. Sebab nasionalisme dibangun dari kekuatan daerah-daerah. (ruh/adw/pojoksatu)