GORONTALOPOST.ID – Sebanyak 30 rudal jelajah militer Rusia menghancurkan pangkalan Yavoriv yang menjadi lokasi pelatihan tentara asing Ukraina.
Rusia mengklaim sebanyak 180 tentara asing Ukraina tewas dalam serangan tersebut.
Pangkalan Yavoriv yang hanya berjarak enam mil dari perbatasan Polandia hancur akibat serangan rudal Rusia pada Minggu dini hari (13/3).
Dilansir Mirror, kepala intelijen percaya ada mata-mata Rusia yang memberikan informasi dari pangkalan Yavoriv.
Mata-mata Rusia itu diduga menyusup menjadi tentara asing Ukraina. Ia bergabung dengan pasukan asing yang sedang dilatih di pangkalan Yavoriv.
Para pejabat sedang menyelidiki apakah ‘orang dalam’ yang mengaku sebagai rekrutan asing untuk Ukraina justru bekerja sebagai mata-mata Rusia di pangkalan Yavoriv.
The Daily Mirror melaporkan badan intelijen Ukraina dan barat percaya bahwa badan mata-mata GRU dan SVR Rusia telah “mengubah” pejuang asing di pangkalan Yavoriv.
Salah satu dari 1.500 tentara asing di Yavoriv yang diduga berperang untuk Ukraina melawan Rusia, diduga mengirimkan koordinat dan informasi penting ke Rusia.
Sumber mengatakan kepada Daily Mirror bahwa seorang penjaga Angkatan Darat Ukraina di pangkalan itu melihat seorang pria melarikan diri dari pangkalan. Ia memegang benda berbentuk laptop, sebelum serangan terjadi.
Diyakini semua rudal ditembakkan oleh enam pembom Rusia dari dalam Rusia, meskipun beberapa di antaranya ditembak jatuh oleh sistem pertahanan darat Ukraina.
Serangan rudal yang dilakukan oleh Rusia di sebuah pangkalan militer di ujung barat Ukraina itu terjadi pukul 3.20 pagi.
Saat penyerangan, para prajurit melakukan perlindungan selama dua jam. Beberapa tentara asing masuk ke hutan, beberapa lainnya kembali ke asrama.
Tiga mantan pasukan khusus Inggris diduga tewas dalam serangan Rusia di dekat perbatasan Polandia tersebut.
Sumber mengatakan ketiganya bukan bagian dari unit pejuang asing yang sedang dilatih di pangkalan Yavoriv yang sekarang hancur.
Tidak diketahui di cabang pasukan khusus mana mereka bertugas.
“Ada lebih banyak lagi yang terbunuh daripada yang diklaim dan mayat-mayat masih ditemukan,” kata sumber kepada Mirror.
“Saya tidak percaya tiga mantan personel militer Inggris itu tahu apa-apa tentang itu,” sambungnya.
“Ini sangat sensitif karena diyakini tidak ada personel militer Inggris yang bertugas di Ukraina karena secara politis itu akan sangat kontroversial,” katanya lagi.
Saksi mata telah menggambarkan bagaimana serangan pada pukul 05:45 mengubah langit menjadi merah.
Beberapa jam setelah serangan, ambulans masih bergegas ke tempat kejadian.
Jalan menuju fasilitas diblokir dengan pos pemeriksaan dan pihak berwenang sedang melakukan operasi pencarian dan penyelamatan.
Pangkalan itu dikenal sebagai Pusat Penjaga Perdamaian dan Keamanan Internasional.
Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan malam bahwa pihaknya sedang menyelidiki informasi kematian tiga veteran Inggris di sana.
Para pejabat Ukraina mengatakan 35 orang tewas dalam serangan di pangkalan itu.
Moskow sendiri mengklaim sebanyak 180 tentara bayaran asing Ukraina tewas dalam penyerangan itu.
Jumlah pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari naik menjadi lebih dari 2,8 juta.
PBB menyebutnya sebagai krisis pengungsi dengan pertumbuhan tercepat di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.(mirror/pojoksatu)