GORONTALOPOST.ID - Ketegangan Rusia-Ukraina membuat Jerman yang sebelumnya kalem mulai bergerak. Kanselir Jerman Olaf Scholz kemarin sudah tiba di Kiev, Ukraina untuk berdialog. Dari Kiev, dia akan menuju Moskow. Tujuan utama Scholz adalah untuk menenangkan para pemimpin di Ukraina. Jerman menolak memasok senjata dan hanya memberikan ancaman sanksi ke Rusia. Di Moskow, dia berencana menekan Rusia agar urung menginvasi Ukraina. Jika prediksi AS benar, maka Scholz menjadi pemimpin negara barat terakhir yang memiliki kesempatan membujuk Presiden Rusia Vladimir Putin. Presiden Prancis Emmanuel Macron beberapa hari sebelumnya sudah berusaha berdialog, tapi tak ada hasil. Saat ini NATO mulai mengerahkan pasukannya menuju wilayah Eropa Timur. Beberapa negara masih berkutat untuk mengeluarkan penduduknya dari Ukraina. Tiongkok yang dekat dengan Rusia menjadi satu-satunya negara yang tenang dan tidak menarik staf kedutaan maupun penduduknya dari Ukraina. Ukraina di lain pihak sepertinya mulai ketir-ketir. Duta Besar Ukraina untuk Inggris Vadym Prystaiko sempat menyatakan bahwa negaranya mungkin bakal mempertimbangkan kembali keinginan untuk bergabung dengan NATO. Namun dalam wawancara berikutnya, dia mengatakan bahwa Ukraina memiliki komitmen konstitusional untuk bergabung dengan NATO. Situasi itu tergantung pada kesiapan NATO sendiri apakah negaranya bakal diterima atau tidak. ’’Jika Ukraina menolak gagasan untuk bergabung NATO, itu akan berkontribusi signifikan pada perumusan tanggapan yang lebih berarti atas kekhawatiran Rusia,’’ ujar Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. (Jawa Pos)