RADARPAPUA.ID – Sebanyak empat orang meninggal dunia akibat terdampak gempa bumi magnitudo 5,2 yang mengguncang Kota Jayapura, Papua pada Kamis (9/2) pukul 15.28 WIT. Gempa bumi yang mengguncang Kota Jayapura tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal. Yakni terjadi di darat dengan kedalaman 10 Km.
Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengungkapkan, hingga pukul 17.00 WIB, setidaknya telah dievakuasi sebanyak empat korban dalam kondisi meninggal dunia. Mereka merupakan pengunjung kafetaria yang roboh akibat guncangan gempa bumi.
“Keempat korban tersebut ditemukan dari puing bangunan kafetaria yang roboh oleh guncangan gempa bumi,” jelasnya.
Kafetaria tersebut, dikatakan Aam, sapaan akrab Abdul Muhari, berdiri di atas perairan atau pinggiran laut di kawasan Kota Jayapura. Sehingga saat bangunan tersebut roboh langsung masuk ke laut. Akibatnya para pengunjung kafetaria tersebut terperangkap hingga susah untuk menyelamatkan diri sesaat setelah bangunan roboh.
“Jadi, korban ini terperangkap di bawah reruntuhan kafetaria dan tertutup atapnya. Sehingga, mungkin untuk warga atau korban yang tidak bisa berenang akan mengalami kesulitan untuk menyelamatkan diri,” terangnya.
Hingga pukul 17.00 WIB, dikatakan Aam, petugas gabungan pun masih terus melakukan upaya pencarian korban lainnya di lokasi bangunan-bangunan yang cukup terdampak. Namun, fokusnya di lokasi kafetaria yang roboh. “Kita berharap korban yang masih belum ditemukan atau terperangkap di reruntuhan kafetaria tersebut dapat ditemukan dalam keadaan selamat,” harapnya.
Selain adanya korban jiwa yang hingga saat ini berjumlah empat, masih dikatakan Aam, pihaknya juga menerima adanya laporan kerugian material. Di antaranya yakni satu unit ruko roboh, satu unit RSUD terdampak, dan satu masjid terdampak. Termasuk cukup banyak pemukiman warga yang terdampak dan mengalami kerusakan. Baik rusakan sedang hingga berat.
“Berdasar keterangan Kepala Pelaksana BPBD Kota Jayapura saat gempat terjadi para pasien di RS yang terdampak turut diungsikan ke halaman gedung untuk menghindari adanya hal-hal yang tidak diinginkan,” ucapnya.
Ditambahkan Aam, tim BPBD Kota Jayapura bersama lintas instansi terkait hingga saat ini masih dalam pendataan lebih lanjut mengenai kerusakan maupun korban jiwa. Tim gabungan juga mendirikan tenda posko dan tenda darurat untuk evakuasi sementara. Kemudian, tim BPBD Provinsi Jayapura juga bantu tenda di RSUD.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi di Kota Jayapura tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi itu memiliki mekanisme pergerakan geser.
“Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Kota Jayapura dengan skala intensitas V MMI atau getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun,” jelasnya.
Berdasar hasil pengamatan BMKG, dikatakan Dwikorita, sejak 2 Januari 2023 hingga Kamis, 9 Februari 2023 pukul 14:00 WIB telah terjadi gempa bumi di wilayah sekitar Kota Jayapura sebanyak 1.072 kali. Termasuk gempa bumi yang terjadi kali ini. Yakni dengan 128 kejadian di antaranya dirasakan oleh masyarakat.
“Karena itu, sejak beberapa waktu lalu kami telah menggencarkan sosialisasi kewaspadaan gempa bumi. Yakni melalui seminar maupun FGD dengan menggandeng pemda,” terangnya.
Sedangkan, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, penyebab banyaknya terjadi gempa bumi di wilayah Jayapura karena di sana merupakan kawasan sesar aktif dan kompleks. Kemudian, batuan di sana juga mudah patah atau rapuh. Sehingga menyebabkan gempa bumi sering terjadi.
“Karena itu, perlu diyakinkan ke depannya kawasan permukiman di Kota Jayapura dan sekitarnya perlu memperhatikan bangunan yang tahan gempa agar bisa aman,” ucapnya. (gih/jawapos)