Pengangguran RI Didominasi Lulusan SMA hingga Sarjana

0
65
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah membeberkan ironi ketenagakerjaan di Indonesia, mulai dari pengangguran yang didominasi lulusan SMA hingga sarjana. (Kemendagri RI)

GORONTALOPOST.ID – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah membeberkan ironi ketenagakerjaan di Indonesia, mulai dari pengangguran yang didominasi lulusan SMA hingga sarjana. Selain itu, dari sisi wilayahnya lebih banyak di kota namun kemiskinan lebih tinggi di desa.

Pernyataan ini disampaikan Menaker dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda 2023 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat.

“Karakteristik tingkat pengangguran di indo cenderung pada usia muda berpendidikan SMP, SMA, Diploma dan S1. Ironi bapak ibu sekalian, kalau kita lihat profil ketenagakerjaan kita yang bekerja itu tingkat pendidikannya SMP ke bawah sementara yang nganggur justru didominasi oleh saudara-saudara kita yang tingkat pendidikannya lebih baik SMA, SMK, Diploma dan Sarjana,” kata Ida Fauziyah di Sentul, Selasa (17/1).

Ida menjelaskan ada paradoks yang tidak linear terjadi soal pengangguran di Indonesia. Dari sisi wilayahnya, orang yang menganggur lebih banyak terjadi di kota.

Namun, kata dia, kemiskinan yang tinggi lebih banyak terjadi di desa. Menurut Ida, hal ini menunjukkan bahwa yang bekerja di desa tidak berbanding lurus dengan pendapatannya sehingga angka kemiskinan masih tinggi.

“Ada paradoks di mana kondisinya tidak linear dengan kemiskinan yang lebih tinggi di pedesaan. Jadi yang nganggur itu lebih banyak di kota, tapi kemiskinannya lebih banyak di desa. Ini paradoksnya. Ini menunjukkan bahwa yang bekerja di desa tidak berbanding lurus dengan pendapatan yang baik sehingga angka kemiskinannya masih tinggi,” jelasnya.

Meski demikian, ia sangat mengapresiasi sinergitas seluruh pihak karena angka pengangguran terbuka di Indonesia pada tahun 2022 tercatat turun menjadi 5,2 persen. Angka tersebut menurun dari jumlah pengangguran pada tahun sebelumnya, yakni 2021 yang tercatat sebanyak 6,4 persen.

“Alhamdulillah karena sinergitas yang kita bangun angka pengangguran bisa menjadi 5,2 persen. Turun memang, tapi kita masih belum bisa mengembalikan seperti sebelum pandemi Covid-19,” tutur Ida. (Jawapos)