Debat di Sarasehan Sepak Bola Nasional, Erick Tohir Beri Waktu 6-7 Jam

0
66
Ketua Umum PSSI Periode 2023-2027 Erick Thohir. (HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS)

GORONTALOPOST.ID – Erick Thohir mengusung misi membenahi sepak bola tanah air. Tidak hanya soal prestasi, tapi juga membangun fondasi. Berikut petikan wawancara dengan ketua umum terpilih PSSI periode 2023–2027 itu.

Tanggapan Anda sebagai ketua umum PSSI yang baru?

Hari ini (kemarin, Red) saya tekankan kita belum menang. Menang adalah ketika suporter bisa pulang dari stadion dengan selamat. Menang adalah ketika daerah-daerah bisa menghasilkan pemain-pemain bagus untuk timnas Indonesia.

Menang adalah ketika timnas kita bisa menjuarai sebuah turnamen. Dengan tujuan itu, ayo kita rajut kembali sepak bola dengan cinta kita.

Anda sempat menyampaikan akan memutar kembali Liga 2 jika terpilih. Bagaimana?

Kalau bicara soal pembenahan sepak bola, Liga 2, bahkan tim nasional Indonesia sekalipun, saya akan mengadakan sarasehan sepak bola nasional. Dalam momen itu, saya akan bikin per kelompok Liga 1, Liga 2, Liga 3, tim nasional, perwasitan, kepelatihan, futsal, dan sepak bola perempuan. Saya akan bikin kamar-kamar sendiri.

Di situ saya akan melempar garis besar visi-misi Liga 1 apa, visi misi Liga 2 apa, dan seterusnya. Saya akan kasih waktu 6–7 jam untuk berdebat dan berdiskusi. Setelah itu keluar kamar dengan kesepakatan yang sama. Jangan lagi ada suara tidak setuju setelah keluar kamar. Ini jangan menjadi kebiasaan bangsa kita. Dari situ baru kami bicara blueprint jangka pendek. Setelah itu baru kami paparkan ke media.

Pesaing berat Anda dalam pemilihan adalah LaNyalla Mattalitti. Ada pembicaraan dengan LaNyalla setelah pemilihan ketua umum PSSI selesai?

Beliau seorang gentleman. Beliau mengerti sepak bola. Tahu pahit dan manisnya. Kami berkompetisi secara terbuka dan bersahabat. Itulah Indonesia.

Apa akan ada perubahan Statuta PSSI?

Itu yang akan kami dorong. Contoh, kalau melihat salah satu pemilihan Exco PSSI, harus ada satu perempuan. Padahal, di peraturan dunia olahraga internasional, 30 persen harus perempuan. Artinya, ada yang harus diperbaiki. Ini bukan soal salah atau benar, tapi soal perbaikan.

Aturan dibuat manusia. Tapi, ketika terjadi adaptasi perubahan, sebagai manusia kita harus beradaptasi. Itu yang akan saya usulkan soal keterwakilan perempuan. Ada polisi perempuan. Tentara perempuan. Kenapa tidak coba ada wasit perempuan? Dari pengalaman saya di tempat lain, ketika saya mendorong jumlah kepemimpinan perempuan, hasilnya akan terasa.

Anda juga berencana melakukan transformasi sepak bola Indonesia. Bagaimana konsepnya?

Saya akan mendorong kepemimpinan anak muda. Ini eranya anak muda. Yang senior mendorong dan menjadi mentor. Senior tidak boleh meninggalkan yang muda. Tapi, ujung tombaknya tetap anak muda. Kami akan coba membuat transformasi sepak bola Indonesia yang benar-benar punya fondasi. Bukan cuma mimpi, tapi juga ada cita-cita dan tujuan.(Jawapos)