
GORONTALOPOST.ID–Dua anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak, Papua, tewas dalam baku tembak dengan Satgas Penegakan Hukum Damai Cartenz. Kedua KKB yang tewas itu Luki Murib dan Badaki Kogoya.
Kaops Damai Cartenz Kombes Muhammad Firman membenarkan dua anggota KKB tewas dalam baku tembak di sekitar jembatan Ilame, Kampung Erogama, Distrik Omukia, Kabupaten Puncak.
”Memang benar dari laporan yang diterima kontak tembak pada Sabtu (23/4) sekitar pukul 04.58 WIT terjadi saat anggota sedang melakukan penyelidikan terhadap pelaku pembakaran rumah warga,” kata Muhammad Firman seperti dilansir dari Antara, Senin (25/4).
Saat itu, KKB menembaki anggota sehingga terjadi baku tembak. Kedua anggota KKB, Luki Murib dan Badaki Kogoya, dilaporkan sudah dimakamkan secara tradisional. Luki Murib adalah Panglima Lapangan Kodap III Kampung Ondugura berpangkat brigjen.
Sementara itu, Kodam XVII/Cenderawasih memastikan situasi keamanan di Papua kondusif sehingga warga tidak perlu khawatir. ”Memang ada beberapa daerah terutama di kawasan pegunungan ada gangguan keamanan. Namun, itu jauh dari ibu kota provinsi,” kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel Kavaleri Herman Taryaman.
Dia menyatakan, menjadi hak semua negara termasuk Amerika Serikat untuk melindungi warga negaranya. Sehingga, mereka mengeluarkan peringatan agar sementara waktu tidak ke Papua.
”Secara keseluruhan situasi keamanan di Papua kondusif dan aktivitas masyarakat berlangsung normal. TNI-Polri akan melindungi seluruh masyarakat termasuk warga negara asing di Papua,” tutur Herman.
Secara terpisah, Kepala Kantor Imigrasi Jayapura Rivandi Rivai menyatakan, belum ada laporan tentang WNA Amerika Serikat yang datang ke Jayapura. ”Saat ini yang berkunjung adalah WNA Inggris dan Kanada serta pemegang KITAS dan mereka tetap beraktivitas secara normal baik sebagai pilot, guru, maupun pekerja sosial lainnya,” terang Rivandi Rivai.
”Dengan adanya peringatan kepada warga negara Amerika Serikat agar tidak ke Papua untuk sementara waktu, kemungkinan mereka (WN Amerika Serikar, sejak dari) bandara awal tidak diizinkan masuk Papua,” terang Rivandi Rivai.(Jawapos)